Al-Qariwiyyin Universitas Pertama di Maroko dan Dunia Islam.

Universitas Al Qarawiyyin saya foto lansung. 


Awalnya, Universitas Al-Qorawiyyin adalah sebuah komunitas masyarakat pendatang dari qairawan, Tunisia di Kota Fez (Maroko). Komunitas membuat diskusi-diskusi kecil di sebuah masjid. Telah tercatat dalam sejarah lembaga pendidikan yang terbilang tua di dunia adalah Universitas al-Qorawiyyin, di Fez, Marokoembaga,  ini didirikan pada tahun 859 M. Pada perkembangan selanjutnya, Masjid yang digunakan sebagai tempat ibadah sekaligus  tempat liqo (pertemuan) para komunitas masyarakat tersebut, banyak diikuti penduduk setempat. Pada akhirnya semakin meluas sampai menjadi lembaga pendidikan, materi yang dibahas semakin meluas baik bidang agama maupun umum. Beragam bidang yang disajikan mampu membetot perhatian para pelajar dari berbagai belahan dunia.

Ditengah kesibukan-kesibukan sebagai mahasiswa di Universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah Fez, Maroko saya menyisipkan waktu untuk menyaksikan secara langsung Universitas yang tertua di dunia yaitu Universitas Qorawiyyin., yang letaknya tak jauh dari Universitas yang saya tempati saat ini. Menurut informasi yang saya dapatkan bahwa salah satu syarat untuk bisa kuliah di Universitas tergolomg tua di Dunia ini bagi penduduk asli Maroko harus menhafal Al-quran sebanyak 30 juz, sedangkan untuk ajanib (mahasiswa asing) bisa kuliah tanpa menghafal Al-quran.

Fatimah al-Fihri memutuskan mewakafkan sebagian besar harta warisannya yang ia terima dari almar hum ayahnya, Muhammad al- Fihri, untuk mendirikan Masjid al- Qarawiyyin. Sebuah masjid yang kelak menjadi cikal bakal universitas pertama di Maroko dan dunia Islam. Perempuan itu lahir dari keluarga Fihri pada 800 M. Fatimah konon terkenal dengan jiwa pebisnis dan saudagar sukses. Semasa kecil, ia dan adik semata wayangnya, Maryam, hijrah dari kota kelahirannya Kairouan Tunisia ke Fes, Maroko, bersama keluarga besar.

Di kota ini, mereka sukses berdagang dan menjadi salah satu pebisnis ternama. Agama merupakan ruh utama di keluarga besar Fihri. Meski terkenal kaya, mereka tak antisosial. Seringkali menggelar kegiatan amal dengan melibatkan para dhuafa.Fatimah memang tercatat tidak pernah belajar di luar rumah. Keluarga adalah madrasah utama yang men cetak karakternya selama ini. Sumbangsih monumentalnya terhadap dunia Islam, yakni pendirian Masjid al-Qarawiyyin (al-Karaouine). Kedua bersaudara, Fatimah dan Maryam, memiliki semangat, keinginan, dan misi yang sama.

 Keduanya menginginkan agar harta warisan orangtuanya bisa bermanfaat dan pahalanya tetap mengalir. Fatimah berkarya melalui Masjid al-Qarawiyyin, sedangkan Maryam membangun Masjid al-Andalus. Kelak, kedua lokasi tersebut mempunyai posisi dan peran penting dalam penyebaran Islam di Maroko dan Eropa saat itu. Pembangunan al-Qarawiyyin rampung pada awal Ramadhan 245 H atau bertepatan dengan 30 Juni 859 M. Fatimah yang bergelar Umm al- Baninin mengawasi langsung proses pembangunan masjid yang terkenal pula dengan sebutan Jami’ as-Syurafa’ sejak awal. Mulai dari pemilihan lokasi hingga soal arsitekturnya. 

Terkait lokasi masjid, Fatimah me nyadari sepenuhnya arti kota Fes, Maroko. Letaknya yang sangat strategis memungkinkan para sarjana dan cendekiawan Muslim datang di masjid itu. Fes merupakan kota berpengaruh sepanjang abad dan berposisi sebagai pusat agama dan budaya. Di tangan Fatimah, proses pembangunan masjid yang berdiri pada masa pemerintahan Dinasti Idrisiyah tersebut penuh dengan kisah-kisah spiritual. Konon, Fatimah berpuasa selama pembangunan berlangsung. Seluruh biayanya berasal dari kantong pribadinya.

Bahkan, ia tak ingin meng ambil material apa pun yang diambil dari orang lain. Pasir dan air sebagai material pokok diperoleh di lokasi tempat masjid berdiri tegak. Se perti yang dinukilkan, Fatimah me merintahkan para pekera agar menggali sedalam-dalamnya untuk mendapatkan pasir sehingga tidak mengambil hak orang lain. Sejak itulah, al-Qarawiyyin mengundang ketertarikan para sarjana dan cendekiawan Muslim. Kajian ilmu sering berlangsung di sana. Penuntut ilmu pun berdatangan dari penjuru Maroko, negara-negara Arab, bahkan penjuru dunia. Dalam waktu yang singkat, Fes mampu bersanding sejajar dengan pusat ilmu pada masa itu, yaitu Cordova dan Baghdad.

Secara resmi pada masa al-Murabithi para ulama diberikan tugas formal untuk mengajar di al-Qarawiyyin. Data sejarah menyebut sistem pendidikan formal berlangsung di Masjid al- Qarawiyyin pada masa al-Murini. Ketika itu, dibangun banyak unit kelas lengkap dengan fasilitas pengajaran, seperti kursi dan beberapa lemari. Universitas ini menghasilkan para pemikir ternama. Ada pakar matematika Abu al-Abbas az-Zawawi, pakar bahasa Arab dan seorang dokter Ibnu Bajah, serta pemuka dari Mazhab Maliki, Ibnu Rusyd (w. 1321) Abu Madhab al-Fasi. Ibnu Khaldun, sosiolog tersohor itu konon juga pernah belajar di kampus ini. Al- Qarawiyyin juga merupakan pusat dialog antara kebudayaan Barat dan Timur.

 Seorang filsuf Yahudi Maimonides (Ibn Maimun) belajar di al-Qarawiyyin di bawah asuhan Abd al-Arab Ibnu Muwashah. Demikian pula, al- Bitruji (Alpetragius). Dengan kata lain, Fatimah meninggalkan warisan berharga bagi generasi Muslim di seluruh dunia. Hingga kini, nama sosok yang wafat pada 266 H/ 880 M itu abadi, sekokoh masjid sekaligus universitas (al-Karaouine) yang ia bangun. 

Berikut foto2 yang sempat saya abadikan saat berkunjung ke Univ. Al Qarawiyyin.  

Tempat Wudhu Masjid al Qarawiyyin.

Halaman Masjid Al Qarawiyyin

dan inilah saya saat di Tempat ini, Thanks.

By: Sukmahadi, Mahasiswa Indonesia di Kota fes, Maroko.
Sumber: http://www.republika.co.id/ dan Makalah (Mata Kuliah) yang saya pelajari di Kampus Univ. Sidi Mohammed Ben ABdellah di Kota Fes, Maroko.
Share on Google Plus

About wisatamaroko

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar :