Dulu sewaktu aku masih kecil, aku
tak paham apa itu sholat, ..?kenapa kita harus belajar mengaji...? harus paham
agama..?
Kadang aku ngomel pada orang tua ketika saya harus dipaksa bangun jam 4 shubuh hanya untuk pergi ke rumah guru ngaji, ditambah lagi harus mandi sebelum berangkat.
saudara2ku pun demikian, namun walau demikian bukan berarti kami bandel, hanya saja mata masih ngantuk he he...:D
Kadang aku ngomel pada orang tua ketika saya harus dipaksa bangun jam 4 shubuh hanya untuk pergi ke rumah guru ngaji, ditambah lagi harus mandi sebelum berangkat.
saudara2ku pun demikian, namun walau demikian bukan berarti kami bandel, hanya saja mata masih ngantuk he he...:D
Setelah 6 tahun duduk di bangku
sekolah dasar, akupun masih tak mengerti mengapa kita harus ngaji...?harus
sholat....?harus puasa di bulan suci ramadhan..?harus belajar Agama Islam di
Pesantren...?semua itu belum saya paham. Saya hanya tunduk dan patuh pada orang
tua sehingga akupun rajin untuk belajar Agama Islam.
Hingga tiba saatnya aku harus belajar syariat islam di sebuah pondok pesantren, sikap samapun masih aku tampakkan. aku harus belajar dengan giat bukan karena ingin tahu, tapi karena takut kalau dimarahi ustadz, takut kalau tinggal kelas, takut kalau kalah bersaing dengan teman, makanya aku rajin belajar.
Tetanggaku kadang mengangap duit/harta adalah segalanya hingga ia mati-matian mencari duit, sholatpun kadang dilalaikan, anak kurang mendapat perhatian karena sibuk mencari uang.
Lain halnya dengan kedua orang tuaku, ibu kaku membaca bahasa indonesia tapi lancar membaca al-quran sedangkan bapak sama sekali ngga bisa membaca al-quran dan bahasa indonesia tapi bisa menghafal ayat2 al-quran.
Suatu saat aku hidup dan bernaung bersama dengan orang kaya raya, namun hatiku tak tentram di rumah itu, hingga kuputuskan tuk berhijrah mecari tumpagan lain demi mencari hakikat kehidupan yang sebenarnya. Pesantren demi pesantren kulalui hingga kutemukan sebuah rumah sederhana, tuan rumahnyapun sederhana, ngga kaya tapi kutemukan ketentram dan kebahagian bersama mereka.
Seiring dengan perputaran waktu, usiaku semakin bertambah, kini aku paham bahwa kita harus sholat karena sholat adalah kewajiban jika tak sholat maka akan mendapat dosa, kita harus membaca al-quran dan mengerti isinya karena al-quran adalah pedoman umat manusia, kita harus belajar bukan karena harus bersaing tapi belajar syariat islam adalah wajib dan harus disertai dengan niat lillahi taala (ikhlas karena Allah). Semua amal pernbuatan harus dilandasi dengan niat ikhals karena Allah jika tidak pahalanya akan sia2.
Dirikan Sholat dan taatlah pada Allah, engkau akan menemukan ketentraman, ketenangan jiwa. Apalalah gunanya sekolah tinggi-tinggi, title nama sampai doktor, punya banyak duit kaya raya, tapi kehidupan tak juga berubah malahan semakin banyak duit yang dimilki hati/jiwa semkain tak tentram, dimana sebenarnya ketenangan jiwa...?
Saat engkau sujud, ruku, 5 kali sehari semalam engkau tunaikan zakat hartamu lillahi taala, dan niatkan semua aktivitsmu hanya untuk beribadah pada Allah.........bertakwalah pada Allah...wahai saudar-saudaraku,,,,eangkau akan tentram dalam menghadapi kehiudpan di dunia ini.....Nasehat buwat semua....
Inilah sepenggal cerita hidupku, semoga manfaat.
Hingga tiba saatnya aku harus belajar syariat islam di sebuah pondok pesantren, sikap samapun masih aku tampakkan. aku harus belajar dengan giat bukan karena ingin tahu, tapi karena takut kalau dimarahi ustadz, takut kalau tinggal kelas, takut kalau kalah bersaing dengan teman, makanya aku rajin belajar.
Tetanggaku kadang mengangap duit/harta adalah segalanya hingga ia mati-matian mencari duit, sholatpun kadang dilalaikan, anak kurang mendapat perhatian karena sibuk mencari uang.
Lain halnya dengan kedua orang tuaku, ibu kaku membaca bahasa indonesia tapi lancar membaca al-quran sedangkan bapak sama sekali ngga bisa membaca al-quran dan bahasa indonesia tapi bisa menghafal ayat2 al-quran.
Suatu saat aku hidup dan bernaung bersama dengan orang kaya raya, namun hatiku tak tentram di rumah itu, hingga kuputuskan tuk berhijrah mecari tumpagan lain demi mencari hakikat kehidupan yang sebenarnya. Pesantren demi pesantren kulalui hingga kutemukan sebuah rumah sederhana, tuan rumahnyapun sederhana, ngga kaya tapi kutemukan ketentram dan kebahagian bersama mereka.
Seiring dengan perputaran waktu, usiaku semakin bertambah, kini aku paham bahwa kita harus sholat karena sholat adalah kewajiban jika tak sholat maka akan mendapat dosa, kita harus membaca al-quran dan mengerti isinya karena al-quran adalah pedoman umat manusia, kita harus belajar bukan karena harus bersaing tapi belajar syariat islam adalah wajib dan harus disertai dengan niat lillahi taala (ikhlas karena Allah). Semua amal pernbuatan harus dilandasi dengan niat ikhals karena Allah jika tidak pahalanya akan sia2.
Dirikan Sholat dan taatlah pada Allah, engkau akan menemukan ketentraman, ketenangan jiwa. Apalalah gunanya sekolah tinggi-tinggi, title nama sampai doktor, punya banyak duit kaya raya, tapi kehidupan tak juga berubah malahan semakin banyak duit yang dimilki hati/jiwa semkain tak tentram, dimana sebenarnya ketenangan jiwa...?
Saat engkau sujud, ruku, 5 kali sehari semalam engkau tunaikan zakat hartamu lillahi taala, dan niatkan semua aktivitsmu hanya untuk beribadah pada Allah.........bertakwalah pada Allah...wahai saudar-saudaraku,,,,eangkau akan tentram dalam menghadapi kehiudpan di dunia ini.....Nasehat buwat semua....
Inilah sepenggal cerita hidupku, semoga manfaat.
di Kota Tetouan Morocco, depan madrasah Ibnu Rusy,
By : Sukmahadi, Indonesian Studen in Morocco.
0 komentar :
Posting Komentar