Oleh: Sukmahadi (Mahasiswa Univ. Sidi Mohammed Ben Abdellah Maroko).
Di era globalisasi, jika memperhatikan realita kehidupan saat ini bole jadi
angka kelahiran lebih besar dari pada kematian di mana ABG juga (anak baru
gede) akan bertambah.Mungkin sebagian pembaca ada yang beranggapan bahwa tema
kali ini suda tentu diketahui oleh kalangan muslimin, akan tetapi untuk
menguatkan ingatan tentang hal ini maka apa salahnya jikalau kembali
merenungi/mengingat dalil-dalil yang menerangkan permasalahan ini.
Apalagi seiring berjalannya waktu bole jadi ada diantara kita khususnya anak
muda yang begitu sibuk hingga untuk mengasah ideologi tentang islam seakan-akan
terlupakan maka saya mencoba membahal tentang « Durhaka Terhadap Orang
Tua » yang mungkin ada yang beranggapan bahwa hal adalah tema yang ma’ruf.
Sudah sekian banyak berita yang ditayangkan diberbagai media tentang
kisah seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, penyebab
terjadinya sangat banyak mulai dari persoalan keluarga sampai dengan
cinta yang terkadang menghalalkan segala cara demi cinta kepada sang pujaan
hati (pacar) bahkan ada yang tegah membunuh orang tuanya sendiri. Dari
sini penulis terinspirasi untuk menulis sebuah artikel tentang «Durhaka
Terhadap Kedua orang Orang Tua”.
Bebicara tentang durhaka terhadap kedua orang tua sangat banyak diterangkan
dalam al-quran dan hadits Rosulullah SAW, dalam al-quran dijelaskan :
وَقَضَى
رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا
أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah mengatakan kepada keduanya
perkataan ‘Ah’, dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia.”
(QS. al-Isra’: 23).
Ayat di atas menjelaskan tentang
kewajiaban berbakti kepada mereka dan larangan durhaka terhadap orang tua,
sampai-sampai kalimat ‘’AH ‘’ kalimat yang begitu singkat
tapi sangat dilarang untuk dilontarkan kepada orang tua mungkin kalimat ini
terkadang dilontarkan oleh seorang anak jika ia dalam keadaan emosi.
Namun demikian tetap saja salah, gunakan cara yang baik halus untuk
berkomunikasi terhadap orang tua buatlah mereka bangga akan sifat, akhlaq, yang
kita miliki, saya sangat yakin bahwa semua orang tua akan bangga jika
anak-anaknya menjadi anak yang sholeh yang bisa mendoakannya jikalau mereka
suda melanjutkan perjalan menuju akhirat. Terutama dikalangan AGB ( anak baru
gede) terkadang melampiaskan kemarahan terhadap orang tua, tanpa berpikir bahwa
kedua orang tualah yang rela mandi keringat hingga kita bisa tumbuh dewasa,
menghirup oksigen, menikmati indahnya dunia.
Khususnya kepada ibu tercinta
yang telah mengandung 9 bulan lalu melahirkan kita ke dunia
dengan penuh perjuangan antara hidup dan mati, bahkan terkadang nyawa
seorang ibu melanyang disaat melahirkan seorang anak. Itulah jasa-jasa orang
tua terhadap anak-anak mereka akan tetapi sayang seribu sayang perjuangan
mereka terkadang terlupakan dan dibalas dengan hal-hal yang tidak
diinginkan oleh kedua orang tua, dengan hal-hal yang tidak dirodhoi orang tua,
menyusahkan orang tua, perbuatan seperti ini adalah perbuatan anak
durhaka terhadap orang tua, tidak punya rasa sayang terhadap mereka naudzu
billahi min dzalik.
Saudara-saudaraku
fil islam……. !
Melalui artikel ini penulis mengajak
untuk berbakti kepada orang tua, buatlah mereka bahagia, disaat mereka masi
hidup ataupun suda menghadap sang Ilahi. Mari menumbuhkan rasa cinta pada orang
tua turuti perintahnya selama tidak melanggar al-quran dan as-sunnah sebab ridho
Allah ada pada ridho kedua orang tua, bahkan suda masyhur kita dengar bahwa
syurga ada pada kedua telapak kaki ibu. Mungkin belum lupa dengan kisah al-qomah
yang dikisahkan di berbgai kitab yang menjelaskan tentang berbakti
kepada orang tua berikut kisahnya :
dikisahkan bahwa pada zaman
Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang
giat beribadah, rajin shalat, banyak puasa dan suka bersedekah. Suatu ketika
dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk
memberitahukan kepada beliau akan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullahpun mengutus
Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya.
Beliau bersabda, “Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk
mengucapkan La Ilaha Illallah ”Akhirnya mereka berangkat ke rumahnya,
ternyata saat itu Alqamah sudah dalam keadaan naza’, maka segeralah
mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa
mengucapkan La ilaha illallah.
Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah. Maka Rasulullah pun bertanya, “Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?”Ada yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”
Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah. Maka Rasulullah pun bertanya, “Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?”Ada yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”
Maka Rasulullah mengirim utusan
untuk menemuinya, dan beliau berkata kepada utusan tersebut, “Katakan kepada
ibunya Alqamah, ‘Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah maka
datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.’”
Tatkala utusan itu telah sampai pada
ibunya Alqamah dan pesan beliau itu disampaikan, maka dia berkata, “Sayalah
yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.”
Maka, dia pun
memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah.
Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya.
Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya.
Lalu Rasulullah
bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur,
sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan
memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”
Sang ibu menjawab,
“Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang
bersedekah.”
Lalu Rasulullah
bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?” Dia menjawab, “Saya marah
kepadanya Wahai Rasulullah.”
Rasulullah
bertanya lagi, “Kenapa?”
Dia menjawab,
“Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun
durhaka kepadaku.”
Maka,
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan
Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.”
Kemudian beliau
bersabda, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”
Si ibu berkata,
“Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”
Beliau
menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”
Dia menjawab,
“Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”
Maka,
Rasulullah menjawab, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih
dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka
relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat,
puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau
masih marah kepadanya,”
Maka dia
berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua
kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.
Rasulullah pun
berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah
Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu
Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku.”
Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku.”
Maka, Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar Alqamah dari dalam rumah
mengucapkan La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai
sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya
sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu
mengucapkan syahadat.”Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga. Derajat
kisah ini lemah sekali karena kisah ini diriwayatkan hanya dari jalur Abul
Warqa’ Fa’id bin Abdur Rahman dan dia adalah seorang yang ditinggalkan
haditsnya dan seorang yang tertuduh berdusta. Namun
banyak hadits-hadits shohih yang bersangkutan dengan hal ini diataranya:
عن
عبد الله ابن عمر رضي الله عنهما قال كان تحتي
امرأة أحبها وكان عمر يكرهها فقال لي طلقها فأبيت فأتى عمر رسول الله صلى الله
عليه وسلم فذكر ذلك له فقال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم طلقه
ا
Dari Abdullah bin Umar berkata,
“Saya mempunyai seorang istri yang saya cintai, namun Umar membencinya, dan dia
mengatakan kepadaku, ‘Ceraikan dia.’ Sayapun enggan untuk menceraikannya. Maka,
Umar datang kepada Rasulullah lalu menyebutkan kejadian itu, maka Rasulullah
berkata kepadaku, ‘Ceraikanlah dia.’”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dan beliau
menshahikannya. Berkata Tirmidzi, “Hadits ini hasan shahih.”).
Hadits yang lain tentang anjuran
berbakti kepadanya dan larangan durhaka kepadanya diantaranya :
عن
عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم
فقال جئت أبايعك على الهجرة وتركت أبوي يبكيان فقال ارجع إليهما فأضحكهما كما
أبكيتهما
Dari Abdullah bin Amr berkata, “Ada
seseorang yang datang kepada Rasulullah seraya berkata, ‘Saya datang demi
berbaiat kepadamu untuk berhijrah, namun saya meninggalkan kedua orang tuaku
menangis.’ Maka, Rasulullah bersabda, ‘Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan
buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau membuat keduanya menangis.’” (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih, lihat Shahih Targhib,
2481).
Sayangilah orang tua walaupun mereka
suda lanjut usia, rawatlah sebagaimana mereka merawat kita disaat
masi bayi dengan demikian insya Allah akan menjadi anak yang berbakti kepada
orang tua dan menjadi anak yang mendapat ridho Allah karena ridho Allah ada
pada ridho ke dua orang tua. Tentunya setiap individual muslim ingin mencapai
ridho Allah sebab kehidupan syurgawi bisa dicapai dengan ridhoNYA.
Dengan sadar dan dari lubuk hati
yang paling dalam penulis kembali mengajak kepada seluruh pembaca,
teman-teman, mahasisiwa, baik yang kuliah di dalam negeri ataupun di luar
negeri untuk menjaga amanah dari orang tua. Tentunya sebagai
mahasiswa/pelajar diberikan amanah oleh ibu/bapak untuk belajar bukan untuk
menyia-menyiakan waktu, hura-hura dan lain sebagainya.
Setelah membahas dari awal hingga
akhir al-katib bisa menyimpulkan beberapa poin berikut:
ü Mari menumbuhkan rasa mahabbah kepada kedua oran tua.
ü Senantiasa menjadi anak yang sholeh (Mendoakan Mereka).
ü Jikalau pernah berbuat salah kepada mereka, segeralah
meminta maaf (Buat mereka bahagia, senyum dan sebagainya).
ü Turutilah perintah mereka selama tidak melanggar Al-qura’an
dan As-sunnah.
ü Raihlah ridho Orang Tua.
Before penulis mengahiri ketukan
jari pada artikel ini, izinkanlah penulis momohon maaf dengan sebesar-besarnya
dan sedalam-dalamnya karena lidah penulis tak bertulang dan merupakan manusia
biasa, bukan manusia maksum. Adapun urgensi artikel ini tiada lain hanya untuk
mengajak berbakti kepada ibu/bapak yang jasa-jasanya takkan terbalaskan. WALLAHU
A’lam.
اللهم اغفر لنا ذنوبنا ولوالدينا
وارحمهم كما ربوانا صغارا ..........................
(Ya
Allah Ampunilah Dosa-Dosa Kami, Dosa-Dosa kedua Orang Tua Kami dan Rahmatilah
Mereka)
0 komentar :
Posting Komentar