Sore
itu saya dan teman-teman berpindah dari sekretariat Perhimpunan Pelajar
Indonesia (PPI) Maroko menuju asarama Maula islmail, Asrama ini memang
diperuntukkan untuk mahasiswa asing yang tidak pulang ke negara masing-masing pada musim
liburan.
Jam
demi jam terlewatkan bersama mahasiswa Indonesia di maroko, tibalah waktu untuk
berbuka puasa. Ternyata teman-teman pada kewalahan, sebab semuanya belum sempat
menyiapkan hidangan untuk buka puasa dan warung-warung pun masi tutup saat
berbuka.
Aduh
gimana yach..?
bisik kata hatiku yang juga perut uda mulai keroncongan. Tanpa kusadari
ternyata teman-teman yang lain pada keluar mencari menu buka puasa. Saya pun
masi terfakum sendiri di kamar. Adzan Magrib pun terdengar ahirnya kuputuskan
untuk melangkahkan kaki menuju masjid.
Dengan
basuhan air wudu membasahi wajah perasaan pun menjadi legah dan terasa hangat.
Alhamdullah ucapku ternyata di pintu masjid tersedia kurma untuk para jama’ah
yang akan berbuka yang juga sedang menunggu waktu sholat , ahirnya sebiji
kurma dan segelas air membatalkan puasaku untuk hari ini.
Kusujud
dan kuucap asma Allah sembari dalam hati menikmati indahnya sholat berjamah di
Negeri terbenamnya matahari ini. Suara imam Sholat pun menambah khehusuan
sholat, dengan bacaannya indah, serta beda dari imam-imam yang ada Indonesia
dikarenakan para imam masjid di Maroko menggunakan riwayat warasy dan para imam
di Indonesia menggunakan riwayat Hafsh.
“Assalamu
Alaikum’’ salam pun terucap dari bibirku yang sedikit kering, sebagai
tanda bagi orang berpuasa menahan lapar dan dahaga, ditambah lagi musim panas
ikut hadir menghiasi bulan ramadha kali ini.
Entah
malaikat apa yang membisikkan kepada salah seorang jama’ah marghrib yang
kebetulan berada di sampingku. ‘’Assalamu Alaikum’’ Ucap bapak yang ada
disampinku, ‘’Waalikum Salam’’.
Hal
anta sakin fil hai (apakah kamu tinggal di asrama)..? naam ana askunu fil hai (
iya saya tinggal di asrama).
Perbincangan
pun berlanjut dengan menggunakan bahasa maroko khas. Tiba-tiba bapak itu
bertanya “Kamu mau ngga buka puasa bareng saya di rumah’’…?. Saya pun
terdiam sejenak tak terpikir bakal ada orang yang mengajakku berbuka di hari
pertamaku di asrama ini. Naam-Naam (ya ya ya), Kalimat naam pun terucap
berkali-kali sebagai rasa gembiraku.
Saya
pun dan si bapak menjuju rumah, dijalan kami ngobrol santai dan saling share
infirmasi seputar Indonesia. Wa…wah ternyata si bapak tahu banyak tengtang
Indonesia. ‘’Tok Tok Tok’’ ahirnya pintuk diketuk oleh si bapak.
Ahirnya
pintu dibuka oleh seorang putri yang raut wajahnya berseri-seri nan cantik, tak
sengaja memandangnya he he he, seketika pandanganku di tundukkan teringat
sebuah ayat bahwa antara lelaki dan wanita tak boleh saling pandang memandag
kecuali dalam suda terjalin ikatan suci. “Rudda Bashorak” kurang lebih
seperti itu kalimat yang berbunyi dalam ayat tersebut.
Susana
pun semakin khidmat saat memasuki ruangan tamu yang ternyata sanat family
menunggu sang bapak untuk menikmati buka puasa. Saya pun ikut mencicipi dan
menikmati . hidangan begitu tertata dan terlihat suasana kekeluargaan saat
menikmati buka.
di
sela-sela berbuka puasa si bapak mengambil sebuah laptop dan membuka situs
youtube, tenyata ia ingin memperlihatkan qori (Pembaca Alquran) asal
Indonesia yang meraih juara 2 di lomba tilawatil quran internasioan. Terkesan
dengan orang Indonesia dalam melantunkan ayat-ayat suci al-quran, walau suda
agak akrab ternyata baru menanyakan namaku. ‘’Man Ismuk..? Ismi Abdul Hadi.
(Nama Kamu siapa nama saya Abdul hadi). Saya pun balik bertanya dengan menggunakan
bahasa arab “Kalau bapak namanya siapa….? Nama saya abdul razak”.
Betapa
enaknya buka puasa, hidangan-hidangan khas maroko disantap, diantaranya harirah
yang tak dijumpai di Indonesia, serta pizza ikut dicicipi pada buka puasa kali
ini. Ada satu kue khas maroko, modelnya agak unik, langsung kubertanya “kue
ini siapa yang buwat pak, enak banget’’ oh itu anak saya yang buwat ujar si
bapak“ sambil menunjuk putri yang lagi asyik menikmati hidangan buka
puasa bersama kaka, adik , ibu, dan sanat familynya.
Ah
jadi ngga enak takutnya si bapak salah paham jangan-jangan saya dikirain cari
muka dengan putri pak razak. Saya menyesal bertanya soal tadi bisik hatiku.
Setelah
mencicipi berbagai macam hidangan ala maroko saatya aku pamit untuk menuju
masjid, dengan niat sholat berjamaah isya dan sholat taraweh bersama. Syukur
Alhamdulillah ucapku, aku bersykur padamu ya Allah engkau telah memberiku
nikmat yang begitu enak kali ini, jujur sebelumnya perutku sudak begitu lapar
setelah puasa seharian, berkat kuasa Allah ta’ala perasaan berubah menjadi
kenyang dengan undangan fajar dari pak razak. Memang rezeki orang yang puasa
selalu dipermudah oleh Allah SWT. Sampai Jupa di cerita lainnya.
.
Saat Khataman Quran dan Buka bersama di Wisma Duta Maroko
By:
Sukmahadi* Mahasiswa Indonesia di Maroko, Afrika Utara.*
0 komentar :
Posting Komentar