Saya mengamati organisasi islam di indonesia
sangat banyak, semuanya mensyiarkan dakwah islam. olehnya saya bangga
dengan semua itu karena islam akan tumbuh dan tersebar di seluruh dunia.
Namun dalam perakteknya, kadang seseorang terlalu taassub (panatik) pada sebuah organisasi tertentu hingga jika ia menemukan hal- hal furu' (ibadah2 seperti qunut, baca doa setelah sholat dll) atau hal-hal yang berbeda dengan oraganisasinya maka ia akan membeci organisasi temannya sendiri.
Jika seseorang yang sudah paham tak mengapa ia taassub asalkan ia sudah paham berbagai macam dalil hingga ia menemukan sebuah ibadah yang berbeda dengannya maka ia akan tak mersa aneh, atau membecinya karena semuanya punya dalil dan ia paham.
Pernah suatu ketika saat saya masih menjadi mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, kegiatan sehari hariku selalu berusaha solat berjamaah di Masjid, awalnya mereka mempercayaiku untuk memimpin jamaah (imam) dalam solat, waktu berlalu berhari-hari hiangga suatu hari salah satu pengurus masjid menanyakan asal muasalku":
"Assalamu Alakum wr wb. waalaikum sala ucapku. kami pun bercanda walua sering ketemu di masjid namun belum saling tahu asal muasal kami. yang paling saya ingat higga sekarang ia bertanya" Antum dulu nyantri di mana.....? saya pun menjawab perna nyantri di Ponpes Assalafiyah Al- Ihsan Kenje Sulbar,.
Sejak hari itu akupun tak pernah lagi dipercayai untuk meminpin jamaah. karena mereka menyangka bahwa saya berasal dari kelompok salafi atau organisasi salafi. Padahal banyak pondok salaf yang ada di indonesia tapi tidak berpaham salafi namun gelar salaf pada pondok tersebut hanyalah nama karena santri-santrinya menggunakan sarung saat belajar, membawa kitab, duduk manis di depan kyai menelaah kitab. karena salaf artinya tradsional jadi dinamakan pondok salaf karena metode pengajarannya yang masih sangat tradisional.
Awalnya mareka tidak mencurigaiku karena saya meminpin solat ala mareka, saya tidak kunut, tidak baca basamalah secara jahar, dan tahlilan sendiri-sendiri sesuai sholat. tapi setelah mereka tahu kalau saya pernah mondok di pondok salaf mereka pun salah sangka seputar pemahaman salaf/salafi. padalah saya adalah hanyalah seorang muslim atau ikhwan yang belajar dan tidak taaasub pada organissai apapun tapi menyukai dan ingin belajar islam dri semua aspek agar kita tahu kebenaran yang sesungguhnya.
Dari sini saya ingatkan kepada kawan-kawan, di lingkungan masyarakat awam, hati-hatilah dalam berdakwa jangan mudah mengucapakan ormas yang bertentangan dengan kondisi masyarakat setempat.
Sayapun mengingat untuk seluruh umat islam tak apa banyak ormas islam asalkan kita mendepankan Ukhuwah (Persaudaraan), karena itu sudah jelas dalam al quran.
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al Quran Surah Al-Hujurat: Ayat 10)"
Jadi jangan sampai atas oraganisasi kita saling benci,hingga melupakan tujuan kita yaitu dakwa mensyiarkan islam, mari kita kedepankan Ukhuwa walupun kita terdiri dari bebagai macam ormas islam.
By Sukmahadi, Indonesian Student In Morocco. I Love you All. fillah ♥
Namun dalam perakteknya, kadang seseorang terlalu taassub (panatik) pada sebuah organisasi tertentu hingga jika ia menemukan hal- hal furu' (ibadah2 seperti qunut, baca doa setelah sholat dll) atau hal-hal yang berbeda dengan oraganisasinya maka ia akan membeci organisasi temannya sendiri.
Jika seseorang yang sudah paham tak mengapa ia taassub asalkan ia sudah paham berbagai macam dalil hingga ia menemukan sebuah ibadah yang berbeda dengannya maka ia akan tak mersa aneh, atau membecinya karena semuanya punya dalil dan ia paham.
Pernah suatu ketika saat saya masih menjadi mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, kegiatan sehari hariku selalu berusaha solat berjamaah di Masjid, awalnya mereka mempercayaiku untuk memimpin jamaah (imam) dalam solat, waktu berlalu berhari-hari hiangga suatu hari salah satu pengurus masjid menanyakan asal muasalku":
"Assalamu Alakum wr wb. waalaikum sala ucapku. kami pun bercanda walua sering ketemu di masjid namun belum saling tahu asal muasal kami. yang paling saya ingat higga sekarang ia bertanya" Antum dulu nyantri di mana.....? saya pun menjawab perna nyantri di Ponpes Assalafiyah Al- Ihsan Kenje Sulbar,.
Sejak hari itu akupun tak pernah lagi dipercayai untuk meminpin jamaah. karena mereka menyangka bahwa saya berasal dari kelompok salafi atau organisasi salafi. Padahal banyak pondok salaf yang ada di indonesia tapi tidak berpaham salafi namun gelar salaf pada pondok tersebut hanyalah nama karena santri-santrinya menggunakan sarung saat belajar, membawa kitab, duduk manis di depan kyai menelaah kitab. karena salaf artinya tradsional jadi dinamakan pondok salaf karena metode pengajarannya yang masih sangat tradisional.
Awalnya mareka tidak mencurigaiku karena saya meminpin solat ala mareka, saya tidak kunut, tidak baca basamalah secara jahar, dan tahlilan sendiri-sendiri sesuai sholat. tapi setelah mereka tahu kalau saya pernah mondok di pondok salaf mereka pun salah sangka seputar pemahaman salaf/salafi. padalah saya adalah hanyalah seorang muslim atau ikhwan yang belajar dan tidak taaasub pada organissai apapun tapi menyukai dan ingin belajar islam dri semua aspek agar kita tahu kebenaran yang sesungguhnya.
Dari sini saya ingatkan kepada kawan-kawan, di lingkungan masyarakat awam, hati-hatilah dalam berdakwa jangan mudah mengucapakan ormas yang bertentangan dengan kondisi masyarakat setempat.
Sayapun mengingat untuk seluruh umat islam tak apa banyak ormas islam asalkan kita mendepankan Ukhuwah (Persaudaraan), karena itu sudah jelas dalam al quran.
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al Quran Surah Al-Hujurat: Ayat 10)"
Jadi jangan sampai atas oraganisasi kita saling benci,hingga melupakan tujuan kita yaitu dakwa mensyiarkan islam, mari kita kedepankan Ukhuwa walupun kita terdiri dari bebagai macam ormas islam.
By Sukmahadi, Indonesian Student In Morocco. I Love you All. fillah ♥
email: afikrihaditomandar@yahoo.com
0 komentar :
Posting Komentar