Khutbah Jum'at: Bermuhasabah di Era Globalisasi

Khutbah Ini Disampaikan di KBRI Rabat Maroko Afrika Utara



 Alhamdulillah, kita panjatkan kepada Allah swt karena kita masih dapat hidup dalam kondisi beriman dan sebagai seorang muslim. Dari mimbar jum’at ini khatib mengajak, marilah kita tinggkatakn ketaqwaan kepada Allah, dengan berusaha menjalankan semua yang Allah perintahkan dengan hati yang ikhlash dan penuh ketaatan, serta berupaya sekuat tenaga meninggalkan larangan-larangan Allah dengan hati yang penuh ketawaduan atu kerendahan hati.
Dalam kesempatan ini pula, khatib mengajak untuk senantiasa bersholawat kepada pentup para Nabi dan Rosul yang telah berjuang jiwa dan raganya memperjuangkan islam, mengeluarkan insan dari alam kekafiran menuju alam yang penuh iman dan taqwa.

 Hadirin Jema’ah Jum’at yang dimuliakan oleh Allah SWT
 
Jika Insan hamba Allah sejenak betafakkur, mengapa dan untuk apa manusia diciptakan..? ke mana arah hidup kita sebenarnya….? Apalagi di era serba moderen di era globalisasi meghiasi kehidupan seahri-hari yang jauh menjadi dekat yang berkulit hitam bisa menjadi putih dan lain sebagainya. Dengan kecanggihan-kecanggihan yang ada di era sekarang ini terkadang insan lalai akan tujuan diciptakannya, oleh karenanya Allah SWT senantiasa memberikan Nasehat melalui Frimannya, simaklah Firmanlah Allah berikut:

ياايها الذين امنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا الله ان الله خبير بما تعملون
‘’Hai orang-orang beriman takutlah , bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok dan takutlah, bertaqwalah kepada Allah, karena Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan’’. (QS. Al-Hasyr : 18).’’

Kaum Musliin yang hadir pada hari ini, renungilah ayat diatas, dimana Allah SWT senantiasa memerintahkan kepada kita untuk senantisa memperhatikan, bermuhasabah, pada diri pribadi, hingga akan menimbulkan pertanyaan pada diri, ‘’Apa yang telah kita siapkan untuk hari esok’’ termuat dalam kalimat ‘’ "ولتنظر نفس ما قدمت لغد…….? dalam kitab tafsir al-quran, tafsir jalalain yang dikarang oleh Jalaluddin as-suyuti, menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan "لغد" hari esok iyalah hari kiamat.

Seabagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa kehidupan kekal abadi adalah di akhirat adapun kehidupan di dunia mmerupakan kehidupan sementara.
 
Hadirin mustami’in yang dimuliakn Allah Ta’ala.
Khalifah Umar bin Al-khatab ra, pernah mengucapkan kalimat yang sangat populer untuk menjadi renungan bersama:

حاسبوا انفسكم قبل ان تحاسبوا,وزنوها قبل أن توزنوا, وتأهبوا للعرض الأكبر علي الله
“Hitunglah dirimu sebelum dihitung, bermuhasabalah sebelum dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang, dan bersiaplah untuk dihadapkan kepada Allah pada hari penghadapan yang besar’’.

Menurut Dr. Hamdusyi yang juga salah satu Dosen di Univ. Sidi Mohammed Ben Abdellah Fes, Maroko, mengatakan bahwa manusia diberi akal untuk digunaka berpikir, berpikir untuk menuju masa depan yang pasti, yang menjanjikan kebahagiaan Syurga. Beliau mengatakan pula bahwa kalimat "فكر" yang artinya berpikir terdapat di 18 tempat dalam al-qur’an dan rata-rata menekankan kepada anak manusia untuk berpikir.

Saudara-saudara jamaah jumat rahimakumullah

Teringat dalam kesempatan sebuah seminar, satu pertanyan menarik pernah dilontarkan oleh Kamaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidatullah Jakarta) kepada para audien, mengapa para pemain bola ketika sedang bermain tidak pernah menggunakan handphone untuk menghubungi orang lain atau bermain-main dengan Short Message Service (SMS)? Mereka justru begitu bersemangat bekerja sama, berlari mengejar bola, membawa, mengoper atau menerima bola lalu mengarahkan dan menggiringnya ke jala lawan. Sang Penjaga gawang sekalipun meski bola jauh dari area pertahanannya, tetap fokus memperhatikan ke arah mana bola dibawa oleh para pemain. Semua ini mereka lakukan hanya semata untuk meraih prestasi terbaik dalam profesi mereka.

Mendengar pertanyaan seperti ini peserta seminar hanya terdiam, lalu Kamaruddin menjawab sendiri pertanyaannya, bahwa semua itu terjadi disebabkan “waktu terbatas”. Menurutnya jika permainan bola itu waktunya lama misalnya sampai dua hari, mungkin ada pemain yang santai, bermain-main SMS atau melakukan hal lainnya.

Keterbatasan waktu membuat mereka berlomba-lomba membuat prestasi, apalagi jika permainan sudah memasuki injury time, permainan tambah seru. Kedua klub yang bertanding meningkatkan pola permainannya baik menyerang maupun bertahan, seakan-akan tidak ingin kehilangan waktu meski satu detik. Mereka memiliki keyakinan dengan melihat sejumlah fakta di lapangan, bahwa tidak jarang terjadi gol (prestasi) justru di saat-saat menjelang akhir pertandingan (injury time).
 
Filosofi permainan bola seperti digambarkan di atas tidak jauh berbeda dengan drama kehidupan anak manusia. Jika kesadaran manusia tumbuh bahwa hidup ini begitu singkat dan waktu yang diberikan Tuhan sangat terbatas, maka tidak ada manusia yang mencoba menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan. Akan tetapi, masih banyak manusia yang tidak menyadari hal ini, sehingga kehidupan mereka tampak santai, tidak berbuat banyak untuk kemaslahatan dan begitu banyak waktu yang terbuang hanya untuk pekerjaan yang tidak bermanfaat.

Kaum muslimin jama’ah sholat jumah yang berbahagai

Oleh sebab itu pada kesempatan ini, hari demi hari, bulan demi bulan tak terasa kita akan memasukin ahir tahun, minimal ada tiga hal yang perlu menjadi renungan kita. Agar hari-hari yang telah beralalu dan hari-hari yang akan datang, akan membuat kita sadar bahwa sesungguhnya setiap jiwa tidak dibiarkan hidup semaunya, hidup yang dilalui akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.

Hal pertama, yang harus menjadi perhatian dan dihitung oleh stiap orang beriman dari dirinya adalah: Apa kita telah lakukan amal Sholeh? Apakah kita teramsuk orang yang dapat bahagia, karena telah mengisinya dengan ketaatan disetiap hari, bulan, sperti sholat, ibadah puasa, menunaikan zakat, ibadah haji bagi yang mampu dan berkurban.Rosulullah SAW bersabda:
 
من عمل صالحا فلنفسه ومن أساء فعليها وما ربك بظلام للعبيد
‘’Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka( pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri. Dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya Hamba-hambanya.

Hal kedua : menjadi bahan renungan kita adalah keluarga dan rumah, Setiap orang hendaklah bertanya kepada dirinya
masing-masing ? Sudahkah cahaya iman ia bawa ke dalam rumahnya dengan bersama-sama keluarga menuju ketaatan kepada Allah?Rasulullah bersabda: “Dari Abdurrahman bin Sabith, Rosulullah bersabda: “Rumah yang di dalamnya Al-Quran dibacakan akan banyak kebaikannya dan dihadiri malaikat (HR. Razak dan Dailami).

Hal ketiga: yang perlu kita hitung-hitung dan intropeksi adalah hak tetangga dan masyarakat dan kewajiban kita kepada mereka, Apakah kita sudah menyampaikan amanat mereka..?Rasulillah bersabda: “Dari Abu Huraira ra,: Hak muslim atas muslim yang lain ada enam. Sahabat bertanya apakah itu ya rosul?Rosul menjawab, apabila bertemu ucapkan salam, apabila ia mengundangmua maka penuhilah, apabila meminta nasehat maka nasehatilah,apabila sakit jenguklah dan apabila meninggal dunia maka hantarlah (HR. Muslim).

 Terapkanlah pilosof bola pada kehidupan yang tak mau menyia-nyiakan waktu, walau sedetik demi mengejar kemenangan, kebahagiaan dunia dan akhirat. dimuat juga di situs ppi maroko:

http://www.ppimaroko.org/index.php?option=com_content&view=article&catid=58%3Asayyidul-ayyaam&id=182%3Amuhasabah-diera-globalisasi&Itemid=73
disampaikan di KBRI, Rabat Maroko Afrika Utara.
21/10/2011

Share on Google Plus

About wisatamaroko

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar