Sukmahadi bersama Kang Abik
Salam Ukhuwah dari Kota
Fes
By: Sukmahadi (Mahasiswa
Univ. Sidi Mohammed Ben Abdellah Maroko,
Alumni MA. Pergis Campalagian).
Alhamdulilah tulisan ini dimuat juga di media sosial islam www.dakwatuna.com Klik:
http://www.dakwatuna.com/2013/02/27837/terinspirasi-dari-habiburrahman-el-shirazy-penulis-novel-ketika-cinta-bertasbih/ dan di PPI Maroko Klik: http://ppimaroko.org/index.php?option=com_content&view=article&id=254%3Asejenak-bersama-habiburrahman-el-shirazy serta dimuat juga di koran klik. : http://www.ajwimedia.com/2013/02/06/sejenak-bersama-pengarang-novel-ketika-cinta-bertasbih/
Habiburrahman El Shirazy atau yang
sering disapa dengan Kang Abik, seorang ustadz yang tawadhu (rendah Hati) tutur
katanya lemah lembut yang enak didengar oleh semua orang, saya tak menyangka
bahwa prestasi yang beliau capai yang dimulai dari menulis novel islami, hingga
menajadi artis dan pemain film serta
artis sinetron “Meraih Ridho Ilahi”, mungkin jika sosok manusia yang tak
mengenal agama islam ada kemungkinan akan menjadi sombong dengan prestasi semua
ini, namun beliau sangat jauh dari sifat sombong.
Semua ilmu mengandung filsafat,
bahkan ilmu nahwu, ushul fiqhi semuanya mengandung filsafat ujar Kang Abik,
bahkan dalam dunia tulis menulis. Berbiacara hal filsafat akupun teringat sebuah fislsafat padi “Semakin
Beirisi Maka Padi Akan Semakin Menunduk” mungkin itulah yang pantas buwat
Kang Abik. Ujar dalam benakku.
Novel Ketika Bertasbis merupakan novel islami yang
sangat menginpirasi para pelajar, mahasiswa, serta masyarakat Indonesia di seluruh
dunia, khususnya di Indonesia, kisah sosok azam yang relah berkorban, berjuang
memenuhi kebutuhan hidupnya di cairo serta mengirim biaya untuk adik-adiknya di
Indonesia, saat menyinggung kembali Film Ketika Cinta Bertasbih maka sayapun
kembali menanyakan sosok azam kepada Kang Abik atau Habiburahman El Shirary,
beliaupun menuturkan bahwa sosok azam dalam novel KCB sebagai penjual tempe
adalah sosok yang sederhana dan biasa-biasa saja di cairo namun akan menjadi
luar biasa bagi masyarakat Indonesia.
Sesuatu yang biasa-biasa saja yang kita temukan dalam
kehidupan ini, akan menjadi luar biasa jika ditulis dengan bahasa yang indah,
beliaupun mengibaratkan bahwa di Maroko ini khususnya kota fes, sangat menarik
jika ditulis dengan bahasa yang indah dan menarik, seperti rumah-rumah yang
unik, Ganggang yang terdapat di kota fes ini sangat unik, kalianpun bisa
membuat cerpen-cepen yang menarik jika kalian mau, hal penting sekarang adalah
kumpulkan informasi sebanyak mungkin yang kalian alami di Maroko, itu akan
menjadi cerita yang luar biasa di Indonesia walaupun itu biasa-biasa saja di
antara kalian.
Sayapun semakin penasaran dengan karya-karya beliau
seperti Takbir Cinta Zahrana, Ayat-Ayat Cinta, cerpen Nyanyian Cinta dan lain
lain, sayapun langsung menanyakan apakah kisah-kisah yang ustadz tulis pada
novel-novel tersebut merupakan kisah nyata..? beliapun menjawab bahwa yang
terdapat dalam novel tersebut sebahagian bersumber dari kisah nyata yang
dibahasakan dengan tutur kata dan kalimat yang indah. Kang Abik mulai menekuni
dunia tulis menulis saat duduk di bangku madrasah Alyah, dimulai dari menulis
cerpen, drama, dan puisi.
Hingga akhirnya saat kuliah di Mesir beliapun tetap
menekuni dunia tulis menulis bahkan
menerjemahkan kitab-kitab berbahasa arab ke dalam bahasa Indonesia. Kadang dalam tulis menulis rasa
malas kadang menghampiri sehingga tulisan pun tak ada yang jadi, beliapun
mengatakan bahwa salah satu tips menulis agar selalu semangat yaitu harus
mengetahui mamfaat menulis,sebagai contoh kalau kita mengetahui maafaat obat
maka kita akan selalu meminum obat di saat sakit.
Dalam tulis menulis itu, takkan bisa terwujud seketika
harus melalui proses untuk menghasilkan tulisan yang bagus dan memuaskan,
ibaratnya seseorang yang belajar teori mengendarai mobil tidak langsung bisa
mengendarai mobil dengan lincah tanpa berlatih dengan tekun, dalam dunia tulis
menulispun demikian, latihanlah yang sangat diperlukan, dengan demikian
hasilnya akan memuaskan, begitulah penuturan Ust. Habiburahman El Shirazy
kepada kami.
Tak terasa perputaran waktupun terus berjalan sambil ngobrol
santai ahirnya perbincanganpun berjalan sekitar 40 menit, sayapun beserta 2
kawanku berpamitan, berhubung beliau ingin istirahat. Walau sangat singkat
namun kali ini banyak pelajaran yang bisa diambil disamping bisa bertemu dan
menerima ilmu secara langsung dari beliau. 04/02/2013.
Salam Ukhuwah dari Kota
Fes
By: Sukmahadi (Mahasiswa
Univ. Sidi Mohammed Ben Abdellah Maroko, Alumni MA. Pergis Campalagian).
Alhamdulilah tulisan ini dimuat juga di media sosial islam www.dakwatuna.com Klik:
0 komentar :
Posting Komentar