Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu menhadapi dengan dua keadaan silih berganti. Suatu saat merasakan keadaan suka, saat lain merasakan duka. Pada saat bahagia terkadang manusia menjadi lupa. Sebaliknya saak duka mendera, sering kali manusia berkeluh kesah.
Bagi hamba Allah SWT yang berهman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji
oleh Allah SWT.” Yang menciptakan mati dan hidup” untuk menguji kamu siapa
diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia maha perkasa, lagi maha
pengampun.’’(QS. Al Mulk Ayat :2)
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Sejatinya kehidupan ini adalah ujian alias
cobaan, sehingga akan diketahui kelak siapa orang yang paling baik amal
perbuatannya. Dengan demikian, seluruh yang terkandung dalam hidup ini adalah
ujian. Jadi, senang-sedih, bahagia-sakit, kenyang-lapar, haus-kembung, kaya-miskin,
cantik-buruk dan lain sebagainya tidak lebih dari pada ujian.
Hidup di dunia merupakan Sesuatu
yang harus ditempu oleh makhluq hidup khusunya manusia, Jikalau segala
sesuatu yang ada di jagad raya ini bisa ditentukan oleh manusia maka kahidupan
kita akan berjalan dengan lancar karena segala sesuatu akan dimeneg sesuai
keinginan dan harapan manusia. Namun hehidupan kita semuanya suda dimeneg,
diatur oleh-NYA sehingga hamba Allah yang sholeh harus berusaha untuk menerima
secara ikhlas sebab kita tidak tahu ada rahasia apa …?dibalik ujian-ujian
kehidupan kita. Hidup adalah perjalanan pulang. Kembali ke asal. Ke sumber
kehidupan. Kembali kepada kesempurnaan, ke yang Maha Sempurna. Sangat wajar
jika manusia di dunia ini diibaratkan sebagai musafir, singgah sebentar
kemudian berlalu kembali.
Hidup adalah ujian, jikalau memperhatikan
realita sekarang ini khusunya pada masyarakat awam atau mengadakan penelitian
maka akan diketahui kebanyakan diantara kita mendefinikan/mengartikan bahwa
ujian itu hanyalah sesuatu yang tidak disukai oleh manusia, padahal pada
dasarnya ujian bukanlah hanya hal-hal yang tidak kita sukai saja.Ketahuilah
ujian itu ada beberapa macam:
1.
Unjian larangan Allah SWT, seperti larangan
berzina, korupsi, membunuh, merampok mencuri, sogok-menyogok, dan segala
kemaksiatan serta kezoliman.
- Ujian berupa Musibah. “Dan kami pasti menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, (QS. Al-baqorah Ayat 55).
3. Ujian
dari orang zolim buat kita, baik kafirun (Orang yang tidak beragaman islam),
musyrikun (Orang yang menyekutukan Allah SWT), Fasiqun (Menentang syariat
Islam) maupun hasad (Dengki, iri hati).
4.
Ujian Keluarga, suami, istri, dan anak,
keluarga yang kita cintai bisa menjadi musuh kita karena kedurhakaannya kepada
Allah SWT.
5.
Ujian linkungan, tetangga, pergaulan, tempat
dan suasana kerja, termasuk sistem pemerintahan/keluarga, yang tidak sesuai
dengan syariat islam.
6.
Perintah Allah kadang menjadi ujian juga, seperti
Nabi Ibrohim diperintahkan Allah SWT mneyembelih putra tercintahnya bernama
Ismail. Contoh lain yang sangat rasional rasional ketika manusia diperintahkan
untuk mengeluarkan sebagian hartanya demi menunaikan zakat, itu juga bisa
menjadi ujian karena mungkin ada saja muslimin yang tidak merelakan hartanya
disucikan dengan berzakat, naudzubiLLAHI min dzalik.
Dan yang terahir seringkali manusia
melalaikannya, membuat manusia lupa kepada Allah SWT. Bahkan manusia
terkadang lupa dari ujian ke-7 ini, jikalau tidak berpegang teguh kepada
Al-quran dan as-sunnah yaitu:
-
7. Nikmat, sebagaimana Allah jelaskan dalam Surah al-kahfi ayat (7)
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa
yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di
antara mereka yang terbaik perbuatannya.”
Sesorang akan diuji dengan apa yang mereka
meiliki. Ketika seseorang memiliki ilmu, maka dia akan diuji dengan ilmu
tersebut sejauh mana ilmu itu bermamfaat, sebab ia mempunyai tanggunng jawab
yaitu menyampaikan ilmunya, menasehati. Berhati-hatilah dengan laku ini. Salah
satu perbuatan yang Allah kecam adalah seseorang yang mengatakan sesuatu
padahal ia tidak melakukannya. Kebencian Allah sangat besar terhadap golongan
ini (QS. As-shaf 2-3)
“Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?, Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.” (QS. As-shaf 2-3)
Misalkan, orang menasehati orang lain, maka
sebenarnya nasehat itu kembali kepada diri sendiri. Ketika seseorang menasehati
orang lain. jangan marah………!maka setalah itu Allah memberi satu kejadian
yang akan menguji dia apakah dia akan marah atau tidak dalam menghadapi hal
tersebut. Bisa jadi setelah seseorag menasehati orang untuk berderma,
kemudian Allah mengirim peminta-minta kepada dia untuk menguji kedermawaannya.
Yah demikianlah Allah menguji dan mendidik hambanya, supaya Hamba-Nya lulus
mendapat derajat khalilullah, sahabat Allah, derajat orang-orang yang taqwa yang
lulus dengan pringkat memuaskan. Ketika seseorang mempunyai kedudukan di
lingkungan sosial, dia akan diuji dengan sejauh mana kedudukannya itu mampu
mensejahterakan orang lain.
Ketika seseorang mempunyai harta maka dia akan
diuji dengan sejauh mana ia mampu mendistribusikan hartnya kepada orang
lain..?sejauh mana harta itu bisa mensejahterakann keluarga, orang-orang lain
yang membutuhkan. Begitupula sebaliknya ketika seseorang tidak mempunyai
keakayaan dan hidup dalam kekurangan, kehidupan seperti ini juga adalah
ujian, sejauh mana ia mencari rezki Tuhan, sejauh mana dia berusaha dan
berjuang merubah nasib, secara personal dan juga sosial, dan sejauh mana dia
mampu menerima keadaan itu dengan penuh tawakkal dan Ikhlash.”…..Allah tidak
mungkin salah memilih orang…..siapa dan apa bentuk ujiannya…….Pemberian Allah
ujian dan nikmatNya tidak dapat diperdebatkan,! Menjadi pilihanNya, adalah
anugerah, syukurilah! Tidak semua orang seberuntung orang yang mendapat ujian
…..Allah ingin mengangkat derajat orang yang diuji, keimanan dan
ketakwaannya…….” Yakinlah ketika ALLAH memberikan ujian …..pasti disertai
dengan jalan keluarnya. Bersabarlah…….!Fa Inna Ma’al usri Yusra…Sesungguhnya
bersama kesulitan selalu ada kemudahan.
Itulah ujian yang terkadang menimpah kita. Akan
tetapi yakinlah bahwa Tuhan, Allah SWT menguji umatnya sesuai dengan kadar
kemampuannya masing-masing “لا يكلف الله الا وسعها
QS. Al-Baqorah Ayat (286). Semakin tinggi tingkat kehidupan seseorang,
maka semakin tinggi tanggung jawab dia. Semakin tinggi tanggung jawab, semakin
tinggi ujian Tuhan berikan. Semakin tinggi jabatan, semakin tinggi tanggung
jawab dan ujian. Semakin tinggi suatu pohon tumbuh semakin kencang angin
menerpanya. Kurang lebih seperti itu kata pepatah.
Ujian, adalah bentuk kasih sayangNya dan hanya
bisa dirasakan oleh orang yang dipilihNya. Karena Allah, ingin menguatkan
kelemahan hamba yang disayangiNya. , ikhlas tawakkal dan kesabaran yang kokoh
amatlah dibutuhkan oleh seorang hamba dalam menghadapi badai cobaan yang
menerpanya. Ujian demi ujian, badai demi badai hadapilah dengan ikhlas.
Tawakkal kepada Allah dan yang penting adalah bersbarlah, … Kesabaran
merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang
muslim dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dialaminya.”… Allah mencintai
orang-orang yang sabar.” (Ali Imran : 146)والله يحب
الصا برين .
Kapan selesaiinya ujian ini…….? Kapan……Ujian
ini berakhir…..?di dalam surah
al-mulk dijelaskan bahwa Allahأحسن عملا
الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun, (QS Al-mulk ayat 2)”
Allah yang menciptakan mati dan hidup, maka al
maut kalimat itulah yang diawalkan oleh Allah SWT. Penutupan ujian itu adalah
pada saat kita meninggal, ketika kita meninggal dunia berarti seluruh soal-soal
ujian sudah selesai,’’ Kita sudah tidak sholat lagi, tidak harus
tadarus al-quran lagi, tidak lagi harus mendidik istri dan anak ‘’ Sudah
tertutuplah ujian. Akan tetapi tidak berarti kita harus mati agar ujian usai
karena Allah melarang seseorang untuk bunuh diri bahka Allah SWT sangat
menyayangi hambanya (An-nisa Ayat 29).
Marilah kita menjadi muslim dan Mukmin dengan
menganggap baik segala ketentuan Allah. Jika kesusahan itu menimpanya,
maka dia bersabar atas ketentuan-ketentuan Allah dan senantiasa menanti
pertolongan-Nya serta mengharapkan pahala Allah. Semua itu merupakan perkara
yang baik baginya dan dia memperoleh ganjaran kebaikan selaku orang-orang yang
bersabar.
Jika kesenangan itu mendatanginya, baik berupa
kenikmatan agama ; seperti ilmu, amalan sholih dan kenikmatan dunia ; seperti
harta, anak-anak dan keluarga, maka dia bersyukur lagi menjalankan ketaatan
kepada Allah Azza wa Jalla.
Oleh karena itu, seorang mukmin
memperoleh dua kenikmatan, yaitu : kenikmatan agama dan dunia. Kenikmatan dunia
diperoleh dengan kesenangan dan kenikmatan agama diperoleh dengan bersyukur.
Maka inilah kondisi seorang mukmin.
Adapun golongan non mukmin ; (Sungguh) berada
dalam kejelekan, wal’iyyadzubillah. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia
tidak sabar, berkeluh kesah, mencemooh, mengutuk, mencerca masa (waktu) bahkan
mencela Allah Azza wa Jalla.
Jika kesenangan menghampirinya, dia tidak
bersyukur kepada Allah. Maka kesenangan kesenagan ini akan menjadi balasan
siksaan di akhiarat. Subhallah, Allah amat sayang kepada kita, Allah
SWT menunjukkan cara menjawab itu semua.
‘’Dan minta pertolonganlah kamu
dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',( Al baqorah Ayat 45).
Semoga Allah SWT menjadika kita semua sebagai
hamba-hambanya yang lulus dari ujian. Amin ya mujiba sailin, والله أعلم
بالصواب
By. Sukmahadi* Maasiswa S1 di Universitas Cidi
Mohammed Ben Abdellah-Fes-Maroko dan Kontributor ISCO (Islamic Studies Center
Online)
0 komentar :
Posting Komentar